HERALDKALTIM, JAKARTA – Yandex bisa melenggang bebas di Indonesia. Jumat, 14 Maret 2025, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menerima CEO Yandex Search International, Alexander Popovskiy, dalam sebuah audiensi di kantor Kementerian Komdigi. Agenda ini menandai potensi kemitraan baru antara Indonesia dan perusahaan teknologi raksasa asal Rusia itu.
Meutya Hafid menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tengah berupaya mempercepat transformasi digital yang inklusif dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Dalam skema itu, kolaborasi dengan platform teknologi internasional menjadi salah satu kunci utama untuk memperkuat ekosistem digital di tanah air.
“Indonesia saat ini berada dalam fase akselerasi transformasi digital yang sangat signifikan. Kehadiran Yandex dengan berbagai layanan inovatifnya dapat memberikan kontribusi besar dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di tanah air,” ujar Meutya Hafid.
Yandex, yang dikenal sebagai mesin pencari terkemuka di Rusia, telah merambah berbagai layanan mulai dari pencarian web, peta digital, hingga pengembangan kecerdasan buatan (AI). Bagi Indonesia, kerja sama ini dapat membuka peluang baru dalam akses informasi, solusi AI, serta penguatan infrastruktur digital.
Meutya menyoroti besarnya potensi Indonesia sebagai pasar digital yang berkembang pesat. Dengan lebih dari 270 juta penduduk dan penetrasi internet yang terus meningkat, Indonesia menjadi lahan strategis bagi pengembangan teknologi dan inovasi. “Yandex akan makin populer jika merambah pasar Indonesia karena jumlah pengguna internet aktif di Indonesia sangat besar. Dari total 150 juta pengguna Yandex secara global, jumlahnya akan meningkat pesat dengan ekspansi ke Indonesia,” tandasnya.
Di sisi lain, Alexander Popovskiy menegaskan bahwa Yandex siap menyesuaikan teknologinya dengan kebutuhan lokal, sekaligus mempercepat digitalisasi di Indonesia. “Yandex berkomitmen memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia, baik dalam akses informasi yang lebih cepat dan relevan maupun dalam meningkatkan kualitas pengalaman digital pengguna,” jelasnya.
Lebih jauh, Popovskiy menyoroti bagaimana teknologi AI dan layanan peta Yandex dapat mendukung berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga ekonomi digital. “Saya yakin ada banyak hal yang bisa kami lakukan, terutama dari pengalaman kami di berbagai bidang seperti pendidikan, kecerdasan buatan, dan perlindungan anak. Kami berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk menciptakan persaingan sehat di platform digital,” pungkasnya.
Dengan pertemuan ini, terbuka peluang baru bagi Indonesia dalam memperluas kolaborasi teknologi global, mengokohkan fondasi digital nasional, serta menciptakan ekosistem digital yang lebih inklusif dan berdaya saing. (*)