Rest Area Samarinda-Bontang Segera Digarap, Proyek Patungan Perusahaan Tambang Senilai Rp3.5 Miliar

- Kaltim
  • Bagikan
Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik tinjau lokasi proyek rest area di Jalan Poros Samarinda-Bontang. Foto: pemprov_kaltim/IG

HERALDKALTIM.COM — Pembangunan rest area di Kilometer 59 Jalan Poros Samarinda-Bontang, Desa Prangat Baru, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, akan segera dimulai. Proyek ini diberi nama Odah Singgah Kapak Prabu dan diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp 3,5 miliar.

Anggaran tersebut berasal dari kontribusi sejumlah perusahaan tambang di Kalimantan Timur (Kaltim), di antaranya PT Indominco Mandiri, PT Theis, Bayan Group, PT Pertamina, dan PKT.

Ketua Forum Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Sektor Minerba Kaltim, Muslim Gunawan, menjelaskan bahwa rest area ini akan dibangun dengan konsep ramah lingkungan.

“Rest area ini akan dibangun sehijau mungkin, menggunakan material lokal seperti kayu ulin dan bengkirai. Meja dan kursinya akan didominasi kayu sungkai dengan desain yang menggabungkan nuansa lokal Dayak, Kutai, dan sentuhan modern,” ujar Muslim saat meninjau lokasi pada Selasa, 7 Januari 2025.

Rest area ini akan dilengkapi dengan empat bangunan yang berfungsi sebagai etalase bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat. Selain itu, akan ada taman bermain anak (playground), area berkemah (camping ground), serta edukasi terkait kopi sesuai tema “Kampung Kopi Luwak Prangat Baru” atau Kapak Prabu.

Muslim juga menyebutkan bahwa UMKM yang beroperasi di rest area akan mendapatkan pendampingan selama satu tahun hingga mereka mampu berdikari. Forum PPM menyarankan agar pengelolaan dilakukan secara terpusat oleh satu badan pengelola untuk menjaga keberlanjutan dan kualitas operasional.

“Total biaya pembangunan mencapai Rp 3,5 miliar. Nama-nama perusahaan penyumbang akan diumumkan secara terbuka. Namun, kami bercanda, yang menyumbang hanya Rp 10 juta mungkin tidak akan dipasang,” kata Muslim dengan nada humor.

Pj Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, juga memberikan saran untuk menanam 500 bibit kopi di sekitar area rest area. Inisiatif ini bertujuan menciptakan nilai edukasi yang sesuai dengan konsep rest area sebagai Kampung Kopi Luwak.

“Harapannya, pengunjung tidak hanya beristirahat tetapi juga mendapatkan wawasan tentang kopi lokal khas daerah ini,” ujar Akmal.

Dengan desain yang hijau, konsep lokal yang kuat, dan dukungan berbagai pihak, Odah Singgah Kapak Prabu diharapkan menjadi rest area yang unik sekaligus mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.

  • Bagikan