HERALDKALTIM.COM, SAMARINDA — Malam yang cerah di tepi Sungai Mahakam menjadi saksi peresmian Sculpture Pesut karya John Martono yang berada tepat di ujung Jembatan Mahakam IV, kecamatan Samarinda seberang, kota Samarinda, pada Rabu, 8 Januari 2025.
Sebelum peresmian dimulai, sang seniman menyampaikan gagasan di balik desainnya kepada Penjabat (PJ) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik, Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso dan para tamu undangan.
Kapten John, itu sapaan akrabnya, yang dikenal sebagai maestro seni tekstil dan lukisan sutra, menjelaskan bahwa Sculpture Pesut adalah simbol dialog antara tradisi dan modernitas.
Dengan latar belakang sebagai desainer tekstil sekaligus dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB), John mengombinasikan keahliannya dalam tekstil, sulaman, dan seni rupa untuk menciptakan karya monumental ini.
“Sculpture ini tidak hanya berbicara tentang estetika, tetapi juga filosofi kehidupan. Pesut Mahakam, sebagai simbol lokal, adalah metafora perjalanan kebahagiaan. Dalam setiap lengkungan dan tekstur, saya mencoba menyulam makna tentang keberlanjutan dan harmoni,” ujar John.
Sculpture Pesut memadukan elemen abstrak dan naturalis, sebuah refleksi dari perjalanan artistik John yang bertumpu pada eksplorasi tekstil.
“The Journey of Happiness, seperti karya seni saya yang lain, adalah perayaan proses kreatif itu sendiri. Kebahagiaan itu hadir dalam setiap goresan, setiap simpul, dan setiap langkah perjalanan panjang menuju hasil akhir,” tambahnya.
John juga menjelaskan bahwa desain Sculpture Pesut melibatkan teknik khusus yang mengacu pada karakteristik sulaman tangan pada sutra, media yang telah menjadi ciri khasnya.
Teknik ini diterjemahkan ke dalam material logam dan struktur monumental, menghasilkan instalasi yang seolah-olah melayang dengan ringan di bawah cakrawala Samarinda.
“Ketika melihat Sculpture Pesut ini, saya berharap setiap orang dapat merasakan refleksi dari imajinasi dan cinta terhadap lingkungan sekitar. Sebuah karya tidak berdiri sendiri, ia hidup bersama dengan orang-orang yang melihat dan merasakannya,” ucap John,
Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik memberikan apresiasi atas karya monumental ini, yang disebutnya mampu memperkuat identitas Samarinda sebagai kota dengan potensi budaya dan seni yang luar biasa.
“Karya ini bukan hanya hiasan, tetapi simbol kebanggaan. Semoga ini menjadi awal dari pengembangan seni rupa di Kalimantan Timur,” sebut Akmal
Malam itu, Sculpture Pesut menjadi pusat perhatian, bersinar dengan pencahayaan artistik yang menyempurnakan keindahannya.
Para undangan, termasuk warga setempat, larut dalam kekaguman, menyaksikan bagaimana seni mampu merangkum filosofi, tradisi, dan masa depan dalam satu karya.
Di bawah langit Samarinda, Sculpture Pesut berdiri kokoh, bukan hanya sebagai karya seni, tetapi juga sebagai pernyataan tentang kebahagiaan yang lahir dari proses panjang dan dedikasi tanpa henti. (Arw)