HERALDKALTIM.COM — Sejumlah kebutuhan pokok di Kabupaten Nunukan mengalami kenaikan harga signifikan imbas jalur pelayaran Sulawesi-Nunukan tidak beroperasi selama peringatan cuaca ekstrem hingga pasokan barang berkurang selama dua minggu terakhir.
Menurut Abdul Rahman, Pengawas Perdagangan dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) Kabupaten Nunukan, hasil pendataan di pasar Yamaker dan pasar Inhutani menunjukkan lonjakan harga pada sejumlah barang pokok.
Cabai rawit, misalnya, yang sebelumnya dijual dengan harga Rp70.000–Rp80.000 per kilogram, kini melonjak menjadi Rp120.000. Tomat juga mengalami kenaikan harga dari Rp18.000 menjadi Rp30.000 per kilogram.
“Beberapa komoditas lain, seperti cabai keriting, bahkan sudah kosong di pasar. Namun, barang seperti wortel dan kentang masih stabil karena sebagian besar didatangkan dari Malaysia,” ujar Abdul Rahman, Senin (6/1/2025).
Kenaikan harga juga terlihat pada telur ayam. Telur dari Sulawesi dijual dengan harga Rp70.000–Rp80.000 per rak, sedangkan telur ayam dari Tawau, Malaysia, dibanderol hingga Rp80.000 per rak. Adapun telur ayam lokal dipatok dengan harga sekitar Rp68.000–Rp70.000 per rak.
Abdul Rahman menjelaskan bahwa keterbatasan pasokan ini disebabkan oleh terhentinya aktivitas kapal pengangkut dari Sulawesi.
“Kami mendapat informasi bahwa kapal pembawa pasokan sembako akan tiba pada hari Jumat ini. Dengan demikian, harga telur ayam kemungkinan akan turun menjadi sekitar Rp50.000 per rak,” jelasnya.
Meski begitu, ia menambahkan bahwa kestabilan harga belum dapat dipastikan, karena saat ini hanya tersedia satu kapal yang melayani distribusi ke Nunukan.