Pelayanan KB di Klinik Ibnu Sina Turunkan Angka Stanting

- Kesehatan
  • Bagikan
Klinik Ibnu Sina
Klinik Ibnu Sina

HERALDKALTIM.ID, BALIKPAPAN – Pemerintah dari Kementerian Kesehatan akan memberikan penghargaan kepada praktek bidan mandiri yang telah banyak membantu pelayanan keluarga berencana (KB) bagi keluarga. Hal ini menjadi fokus bersama untuk edukasi menjalankan program KB agar terhindar dari stanting.

“Selama ini penghargaan untuk rumah sakit, puskesmas terbaik sudah sering dilakukan. Untuk itu, perlu diberikan motivasi bagi bidan-bidang yang selama ini berperan dalam pengenalan KB kepada keluarga muda, salah satunya Klinik Ibnu Sina yang hari ini lagi dinilai,” jelas Direktur Bina Akses Kementerian Kesehatan Zahmir Setiawan, Kamis 25 Mei 2023.

Lomba ini diadakan secara nasional yakni provinsi Kaltim bersama Kepri dan Riau masuk dalam regional III. Digelar sejak Februari, penilaian mulai tingkat kabupaten kota kemudian dikirim ke provinsi lalu dinilai lalu ditetapkan satu nominasi untuk diikut dalam tingakt nasional.

“Alhamdulillah Ibnu Sina terpilih wakili Kaltim selamat kami hari melihat langsung bagaimana kondisi di lapangan, baik ketersedian sarana prasaran dan proses pelayanan, cakupan pelayanan NKJP dan inovasi yang sudah dilakukan,” ujarnya.

“Klinik Ibu sina masuk nominasi kita lihat nanti Kaltim, Kepri dan Riau mana nanti yang juara satu untuk regional III. Masing regional itu ada juara I,II dan III,” sambungnya.

Zahmir mengatakan penilaian pelayanan KB terbaik untuk bidan ini dalam rangka memberikan motivasi lainya.

“Apalagi dengan inovasi-inovasi dalam paparannya saya yakin Ibnu Sina banyak sekali inovasi untuk meningkatkan cakupan layanan KB,” katanya.

Zahmir melihat, perlu peningkatkan penggunaan KB kontrasepsi NKPC secara nasional kurang dari 30 persen.

“Kita mendorong merubah mindset masyarakat, kita menggeser kearah NKJP khusus yang pasca bersalin atau memang sudah tidak ingin punya anak lagi. Karena dari segi energisitas NKJP lebih efektif, dari biaya lebih ekonomis, lebih hemat,” ujarnya.

Di lapangan ditemukan, masih banyak aseptor yang sudah menopos atau sudah tidak ingin tidak punya anak lagi tapi masih favorit suntik.

“Di lapangan gitu ya bu. Akan lebih baik pakai NKJP saja tidak perlu bulak balik suntik tiap bulan atau tiga bulan,” imbuhnya.

Di samping itu, penggunaan kontrasepsi NKJP ini seiring dengan upaya pemerintah menurutnkan kasus stunting, salah satu strateginya adalah pelayanan KB khususnya KB pasca bersalin.

“Jadi ketika ibu melahirkan langsung menggunakan KB terutama NKJP harapan kedepan 3 tahun sudah aman sehingga pola asuh bayi akan lebih maksimal optimal sehingga stunting bisa dicegah,” jelasnya.

Kebijakan itu dibuat selain cegah stanting juga menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. Mengutip Peraturan BKKBN no 18 tahun 2021, KB pasca salin target nasional 70 persen. Artinya ibu-ibu yang melahirkan itu minimal 70 persen langsung KB

“Dan untuk yang melahirkan di rumah sakit , harapannya pulang sudah berKB. Kalau sudah pulang sibuk,urus anak, rumah, keluarga apalagi ibu pekerja lupa tidak sempat berKB maka bulan kedua atau ketiga hamil. Iya kan sering terjadi maka nya kita anjurkan KB pasca bersalin,” tuturnya. (Nis)

  • Bagikan