HERALDKALTIM.ID – Musibah bisa datang kapan saja. Bahkan kepada siapa pun. Bahkan kebakaran itu bisa saja berupa kehilangan harta benda.
Agar tetap kuat menghadapi musibah itu, Rasulullah telah mengajar pengikutnya agar membaca doa bila ditimpa musibah seperti kebakaran.
إنّاَ للهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجِرْنِي فِي مُصِيبَتي وأَخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْها
Artinya:
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya”
Dalam hadis Shahih Muslim disebutkan, barang siapa membaca doa tersebut, niscaya Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya dan memberinya ganti yang lebih baik daripadanya.
Musibah juga dapat diartikan sebagai azab atau peringatan atau sebagai ujian atau cobaan kepada hamba-Nya. Cara memahami musibah dari perspektif pertama ini lebih utama karena dapat menimbulkan introspeksi (muhasabah).
Itu kemudian yang mendorong manusia mengoreksi kekurangan-kekurangannya lalu berusaha memperbaiki diri.(*)